Cikal bakal SMA Negeri 1 Numfor Barat  adalah SMA Numfor yang direncanakan pembangunannya di lokasi Kornasoren Distrik Numfor Timur tetapi karena masalah tarik ulur lokasi sehingga dipindahkan ke Kameri Numfor Barat.

Semula masyarakat setempat menyekolahkan anaknya ke SLTA harus menyeberang ke Pusat Kabupaten/Kota yang berjarak tempuh 1 hari menggunakan tranportasi laut atau 30 menit mengunakan pesawat udara, pengalaman dari tahun ke tahun banyak siswa yang putus sekolah akibat faktor penginapan, akomodasi  dan lain-lain. Akhirnya kesepakatan dari masyarakat adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan pihak pemerhati pendidikan mengusulkan ke Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan (Kantor Departemen Pendidikan Kabupaten Biak Numfor) pada tahun 1994, Pada tahun 1995 mulai buka penerimaan Siswa Baru dengan menggunakan Gedung SMP Negeri 1 Numfor Barat seiring dengan dimulainya pembangunan fisik 5 ruang kelas , 1 kantor , 1 Perpustakaan, 1 Laboratorium IPA, 6 WC Siswa, satu tahun kemudian 1997 dibangunlah 2 kopel rumah guru , tahun 1998 dibangun lagi 1 unit  rumah Kepala Sekolah dan 2 kopel rumah guru. Pada tahun 2005 dibangun lagi 1 ruang kelas, tahun 2007 dibangun 1 ruang perpustakaan baru.  Setiap tahun masyarakat mulai percaya lembaga ini sehingga penerimaan Siswa Baru semakin bertambah.

Terletak di daerah kategori 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) SMA Negeri 1 Numfor Barat merupakan salah satu SMA di Pulau Numfor Kabupaten Biak Numfor, dimana terdapat 5 Distrik, 34 Desa/Kampung, 6 SMP Negeri, dalam perjalanannya sudah barang tentu banyak hal/kendala yang dihadapi dengan berbagai macam keterbatasan, antara lain yang dihadapi saat ini adalah :

1. Ruang Kegiatan Belajar (RKB) yang memenuhi standar sarana prasarana hanya 6 (enam) ruang, sementara terdapat 9 rombongan belajar.
2. Pemanfaatan Laboratorium IPA tidak semestinya karena saat ini digunakan untuk ruang belajar; Media pembelajaran belum memadai, Peralatan IPA masih sangat kurang.
3. Lababoratorium Bahasa belum ada.
4. Sekolah belum memiliki pagar permanen;
5. Rumah kepala sekolah dan beberapa rumah guru sudah tidak layak huni
6. Bangunan Laboratorium Komputer yang rusak berat
7. Ruang Kantor dan ruang kelas sudah harus direnovasi.
8. Belum memiliki ruang pertemuan (Auditorium)
9. Saran penunjang untuk pengembangan minat dan bakat siswa yang masih sangat minim
10. Ruang perpustakaan yang belum memadai